Soal dan Jawaban Teks Cerita Pendek - Interpretasi isi (unsur intrinsik dan ekstrinsik) dalam teks cerita pendek
Soal 1
Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Pengacara muda sekarang menarik napas panjang."Ya aku menerimanya, sebab aku seorang profesional. Sebagai seorang pengacara aku tidak bisa menolak siapa pun orangnya yang meminta agar aku melaksanakan kewajibanku sebagai pembela. Sebagai pembela, aku mengabdi kepada mereka yang membutuhkan keahlianku untuk membantu pengadilan menjalankan proses peradilan sehingga tercapai keputusan yang seadila-adilnya."Pengacara tua mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakyat”, karya Putu Wijaya)
Tema yang diangkat pada teks cerpen di atas adalah....
Jawaban =
Pembahasan =
Tema yang diangkat pada teks cerpen di atas adalah profesi yang bertentangan dengan hati nurani. Hal tersebut dapat dilihat pada kalimat: Sebagai seorang pengacara aku tidak bisa menolak siapa pun orangnya yang meminta agar aku melaksanakan kewajibanku sebagai pembela.
Soal 2
Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Pengacara muda sekarang menarik napas panjang."Ya aku menerimanya, sebab aku seorang profesional. Sebagai seorang pengacara aku tidak bisa menolak siapa pun orangnya yang meminta agar aku melaksanakan kewajibanku sebagai pembela. Sebagai pembela, aku mengabdi kepada mereka yang membutuhkan keahlianku untuk membantu pengadilan menjalankan proses peradilan sehingga tercapai keputusan yang seadil-adilnya."Pengacara tua mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakyat”, karya Putu Wijaya)
Persoalan yang diangkat pada penggalan teks cerpen di atas adalah...
Jawaban =
Pembahasan =
Persoalan yang diangkat pada penggalan teks cerpen di atas adalah sosial dapat dilihat dalam kalimat: Sebagai seorang pengacara aku tidak bisa menolak siapa pun orangnya yang meminta agar aku melaksanakan kewajibanku sebagai pembela. Hubungan manusia satu dengan manusia yang lain termasuk dalam masalah sosial.
Soal 3
Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Peradilan terhadap penjahat itu dimulai. Gambaran dari pengacara tua itu benar-benar terjadi sidang perkara yang dilakukan oleh pengacara dan penjahat itu dimenangkan keduanya. Penjahat itu bebas dengan tertawa lepas. Penjahat itu menerima kebebasannya dengan cepat keluar negeri dan sulit untuk menjamahnya kembali.
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakyat”, karya Putu Wijaya)
Penggalan teks di atas termasuk dalam tahapan alur...
Jawaban =
Pembahasan =
Tahapan alur pada penggalan teks di atas adalah mencapai titik puncak (klimaks) hal ini dapat dilihat pada kalimat “Peradilan terhadap penjahat itu dimulai gambaran dari pengacara tua itu benar-benar terjadi sidang perkara yang dilakukan oleh pengacara dan penjahat itu dimenangkan keduanya”
Soal 4
Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Mengetahui hal tersebut rakyat menjadi beramarah. Mereka turun kejalan dengan melakukan demonstrasi besar-besaran dimana-mana, gedung-gedung di pengadilan dibakar, dan pengacara muda itu diculik dan dibunuh
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakyat”, karya Putu Wijaya)
Penggalan teks cerpen di atas termasuk dalam tahapan alur...
Jawaban =
Pembahasan =
Penggalan teks cerpen di atas termasuk dalam tahapan alur pemecahan masalah karena kutipan tersebut menunjukkan akhir cerita yaitu kemarahan rakyat dengan demonstrasi besar-besaran dan penculikan dan pembunuhan terhadap pengacara muda.
Soal 5
Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Rakyat pun marah. Mereka terbakar dan mengalir bagai lava panas ke jalanan, menyerbu dengan yel-yel dan poster-poster raksasa. Gedung pengadilan diserbu dan dibakar. Hakimnya diburu-buru. Pengacara muda itu diculik, disiksa dan akhirnya baru dikembalikan sesudah jadi mayat. Tetapi itu pun belum cukup. Rakyat terus mengaum dan hendak menggulingkan pemerintahan yang sah.
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakyat”, karya Putu Wijaya)
Suasana yang tergambar pada penggalan teks di atas adalah...
Jawaban =
Pembahasan =
Suasana yang tergambar pada penggalan teks di atas adalah menegangkan. Hal itu ditunjukkan dengan penggambaran demonstrasi yang mengakibatkan kerusuhan dengan pembakaran gedung pengadilan, pengacara muda diculik dan dibunuh, bahkan rakyat hendak menggulingkan pemerintahan yang sah.
Soal 6
Cermati penggalan teks cerpen berikut ini
Pengacara tua itu terpagut di kursi rodanya. Sementara sekretaris jelitanya membacakan berita-berita keganasan yang merebak di seluruh wilayah negara dengan suaranya yang empuk, air mata menetes di pipi pengacara besar itu.
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakyat”, karya Putu Wijaya)
Suasana yang tergambar pada penggalan teks cerpen di atas adalah...
Jawaban =
Pembahasan =
Suasana yang tergambar pada penggalan teks cerpen di atas adalah kesedihan pengacara tua karena kematian anaknya. Suasana kesedihan itu tergambar dalam kalimat: Sementara sekretaris jelitanya membacakan berita-berita keganasan yang merebak di seluruh wilayah negara dengan suaranya yang empuk, air mata menetes di pipi pengacara besar itu.
Soal 7
Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Rakyat pun marah. Mereka terbakar dan mengalir bagai lava panas ke jalanan, menyerbu dengan yel-yel dan poster-poster raksasa. Gedung pengadilan diserbu dan dibakar. Hakimnya diburu-buru. Pengacara muda itu diculik, disiksa dan akhirnya baru dikembalikan sesudah jadi mayat. Tetapi itu pun belum cukup. Rakyat terus mengaum dan hendak menggulingkan pemerintahan yang sah.
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakyat”, karya Putu Wijaya)
Jenis konflik yang dialami tokoh pada penggalan teks di atas adalah...
Jawaban =
Pembahasan =
Jenis konflik yang dialami tokoh pada penggalan teks di atas adalah konflik sosial yaitu masalah yang dihadapi pengacara muda dengan lingkungannya dapat dilihat pada kalimat: Pengacara muda itu diculik, disiksa dan akhirnya baru dikembalikan sesudah jadi mayat.
Soal 8
Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Pengacara muda sekarang menarik napas panjang. "Ya aku menerimanya, sebab aku seorang profesional. Sebagai seorang pengacara aku tidak bisa menolak siapa pun orangnya yang meminta agar aku melaksanakan kewajibanku sebagai pembela. Sebagai pembela, aku mengabdi kepada mereka yang membutuhkan keahlianku untuk membantu pengadilan menjalankan proses peradilan sehingga tercapai keputusan yang seadil-adilnya."Pengacara tua mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakyat”, karya Putu Wijaya)
Amanat yang dapat dipetik dari penggalan teks di atas adalah...
Jawaban =
Pembahasan =
Amanat yang dapat dipetik dari penggalan teks tersebut adalah dalam memilih pilihan hidup itu, kita sebaiknya menggunakan pikiran serta perasaan, sehingga pilihan yang kita ambil tersebut tidak merugikan diri sendiri. Hal itu dapat dilihat pada kalimat: Sebagai pembela, aku mengabdi kepada mereka yang membutuhkan keahlianku untuk membantu pengadilan menjalankan proses peradilan sehingga tercapai keputusan yang seadil-adilnya.
Soal 9
Cermati kutipan cerpen berikut ini!
Walhasil, kesimpulanku, negara sudah memainkan sandiwara. Negara ingin menunjukkan kepada rakyat dan dunia, bahwa kejahatan dibela oleh siapa pun, tetap kejahatan. Bila negara tetap dapat menjebloskan bangsat itu sampai ke titik terakhirnya hukuman tembak mati, walaupun sudah dibela oleh tim pembela seperti aku, maka negara akan mendapatkan kemenangan ganda, karena kemenangan itu pastilah kemenangan yang telak dan bersih, karena aku yang menjadi jaminannya. Negara hendak menjadikan aku sebagai pecundang. Dan itulah yang aku tentang. Negara harusnya percaya bahwa menegakkan keadilan tidak bisa lain harus dengan keadilan yang bersih, sebagaimana yang sudah Anda lakukan selama ini.
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakya”, karya Putu Wijaya)
Pesan yang hendak disampaikan pengarang melalui teks cerpen di atas adalah...
Jawaban =
Pembahasan =
Pesan yang hendak disampaikan pengarang melalui teks cerpen di atas adalah kebobrokan moral bangsa ini dibuktikan dengan adanya mafia-mafia hukum di Indonesia. Pesan itu dapat dilihat pada kalimat: Negara harusnya percaya bahwa menegakkan keadilan tidak bisa lain harus dengan keadilan yang bersih, sebagaimana yang sudah Anda lakukan selama ini.
Soal 10
Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Apa yang dibisikkan pengacara muda itu kemudian menjadi kenyataan. Dengan gemilang dan mudah ia mempecundangi negara di pengadilan dan memerdekaan kembali raja penjahat itu. Bangsat itu tertawa terkekeh-kekeh. Ia merayakan kemenangannya dengan pesta kembang api semalam suntuk, lalu meloncat ke mancanegara, tak mungkin dijamah lagi.
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakyat”, karya Putu Wijaya)
Pesan yang hendak disampaikan pengarang melalui teks cerpen di atas adalah...
Jawaban =
Pembahasan =
Kutipan cerpen tersebut menunjukkan bahwa pengacara muda tidak mempertimbangkan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Pesan yang hendak disampaikan pengarang melalui teks cerpen di atas adalah Hendaknya kita mempunyai akhlak dalam melakukan sebuah pekerjan sesuai dengan norma-norma yang berlaku sehingga tidak merugikan dan menyengsarakan orang lain.
0 Response to "Soal dan Jawaban Teks Cerita Pendek - Interpretasi isi (unsur intrinsik dan ekstrinsik) dalam teks cerita pendek"
Post a Comment