Soal dan Jawaban Teks Cerita Pendek - Interpretasi isi teks cerpen
Soal 1
Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Ada seorang tukang tempe, di lingkungan pemukiman kami mau berhenti menjual tempe. Pasalnya, dia sudah merasa dirinya tua. “Saya sudah bosan puluhan tahun jual tempe,” kilahnya. ” Saya ingin melakukan yang lain. Misalnya jalan-jalan mengelilingi Indonesia, syukur-syukur bisa sampai ke manca negara. Lagi pula, inilah satu-satunya cara untuk kasih kesempatan orang lain untuk jual tempe. Sebab selama saya sendiri masih jual tempe, calon-calon penjual tempe tidak akan dapat kesempatan. Atau tempe-tempe yang lain tidak akan laku karena orang sudah terlalu kecanduan dengan tempe saya. (Dikutip dari cerpen “Tempe”, karya Putu Wijaya)
Fakta kehidupan masyarakat yang diangkat oleh pengarang dalam teks cerpen di atas adalah....
Jawaban =
Pembahasan =
Fakta kehidupan masyarakat yang diangkat oleh pengarang dalam teks cerpen di atas adalah Penjual tempe dilingkungan pemukiman.Ini dapat dilihat pada kalimat Ada seorang tukang tempe, di lingkungan pemukiman kami mau berhenti menjual tempe. Pasalnya, dia sudah merasa dirinya tua.
Soal 2
Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
“Kenapa sih ente ini,” kata seorang ibu. “Saya ini dulu tidak suka makan tempe, karena itu barang ‘irlander’. Tempe itu menunjukkan gengsi yang rendah, karena harganya terlalu murah, jadi dia sebetulnya merupakan makanan orang-orang miskin. Keluarga saya tidak ada yang doyan tempe. Mendengar namanya saja kami sudah jijik. Apalagi kalau mengingat tempe dikaitkan dengan soal-soal kecerdasan dan mental dengan adanya istilah ‘mental tempe’. Jadi boleh dibilang saya satu keluarga benci kepada tempe. Tetapi ketika kami mendapat kunjungan seorang profesor dari Universitas Cornell di Amerika yang tinggal sebulan di rumah yang doyan pada tempe, kami terkejut. Juga ketika ada seorang profesor dari Kyoto University meminta kami untuk mengajarkan membuat tempe, sebab konon dia setiap tahun rindu ke Indonesia untuk makan tempe, kami mulai mengubah pikiran.
(Dikutip dari cerpen “Tempe”, karya Putu Wijaya)
Kehidupan sosial yang diangkat pengarang dalam teks cerpen di atas adalah....
Jawaban =
Pembahasan =
Kehidupan sosial yang diangkat pengarang dalam teks cerpen di atas adalah Kebiasaan sebagian besar orang Indonesia yang mengandalkan gengsi. Hal itu dapat terlihat pada kalimat: Apalagi kalau mengingat tempe dikaitkan dengan soal-soal kecerdasan dan mental dengan adanya istilah ‘mental tempe’
Soal 3
Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
“Gila!” teriaknya sambil meludah ke lantai. “Orang cuma cari nafkah sudah dinobatkan jadi pahlawan. Itu yang namanya keblinger. Ya salah kamu sendiri! Gua tidak kepingin jadi pahlawan kok dipahlawan-pahlawankan. Gua tidak pingin jadi panutan kok disubyo-subyo. Gua manusia biasa seperti kalian juga yang pingin lari ke sana ke mari, bisa malas-malasan, bisa menuntut, menyalahkan orang lain, bahkan berkhianat dan bikin kesalahan seperti orang lain. Seperti kalian semua! Persis seperti kalian, gua juga ingin memaki-maki tukang tempe lain yang tidak setia menjaga gawangnya sebagai tukang tempe! Tidak! kalian urus perasaan kalian sendiri. Gua sih sekarang mau melewatkan sisa usia tua dengan melihat-lihat dunia! Siapa tahu bisa bikin novel atau sinetron! Terserah bagaimana yang muda-muda!” (Dikutip dari cerpen “Tempe”, karya Putu Wijaya)
Berdasarkan bahasa yang digunakan pada cerpen di atas dapat dilihat kehidupan sosial yang diangkat dalam cerpen tersebut adalah masyarakat....
Jawaban =
Pembahasan =
Berdasarkan bahasa yang digunakan pada kalimat "Gua tidak kepingin jadi pahlawan kok dipahlawan-pahlawankan". Pada cerpen di atas dapat dilihat kehidupan sosial yang diangkat dalam cerpen tersebut adalah masyarakat Betawi itu dapat dilihat dari penggunaan kata* gua*.
Soal 4
Perhatikan teks berikut ini!
Gila!” teriaknya sambil meludah ke lantai. “Orang cuma cari nafkah sudah dinobatkan jadi pahlawan. Itu yang namanya keblinger. Ya salah kamu sendiri! Gua tidak kepingin jadi pahlawan kok dipahlawan-pahlawankan. Gua tidak pingin jadi panutan kok disubyo-subyo. Gua manusia biasa seperti kalian juga yang pingin lari ke sana ke mari, bisa malas-malasan, bisa menuntut, menyalahkan orang lain, bahkan berkhianat dan bikin kesalahan seperti orang lain. Seperti kalian semua! Persis seperti kalian, gua juga ingin memaki-maki tukang tempe lain yang tidak setia menjaga gawangnya sebagai tukang tempe! Tidak! kalian urus perasaan kalian sendiri. Gua sih sekarang mau melewatkan sisa usia tua dengan melihat-lihat dunia! Siapa tahu bisa bikin novel atau sinetron! Terserah bagaimana yang muda-muda!” (Dikutip dari cerpen “Tempe”, karya Putu Wijaya)
Kebiasaan orang Indonesia yang diangkat dalam teks cerpen di atas adalah....
Jawaban =
Pembahasan =
Kebiasaan orang Indonesia yang diangkat dalam teks cerpen di atas adalah suka menyalahkan orang lain jika tidak sesuai dengan keinginannya. Hal itu dapat dilihat dari kalimat pada kutipan cerpen tersebut yaitu: Seperti kalian semua! Persis seperti kalian, gua juga ingin memaki-maki tukang tempe lain yang tidak setia menjaga gawangnya sebagai tukang tempe.
Soal 5
Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Niat pengunduran diri itu, kontan mengundang reaksi kontra dari ibu-ibu rumah tangga. Pemukiman kami sampai geger, karena para ibu berbondong-bondong datang ke rumah Gagap, tukang tempe itu, untuk melakukan protes. Mereka marah. (Dikutip dari cerpen “Tempe”, karya Putu Wijaya)
Fakta kehidupan masyarakat yang diangkat oleh pengarang dalam teks cerpen di atas adalah....
Jawaban =
Pembahasan =
Fakta kehidupan masyarakat yang diangkat oleh pengarang dalam teks cerpen di atas adalah bereaksi terhadap sebuah perubahan. Hal tersebut dapat dilihat pada kalimat: Niat pengunduran diri itu, kontan mengundang reaksi kontra dari ibu-ibu rumah tangga. Pemukiman kami sampai geger.
Soal 6
Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Tetapi para ibu-ibu yang marah karena tidak bisa lagi membeli tempe kesukaan mereka, makin garang. Mereka menganggap perbuatan dan kilah tukang tempe itu merupakan perilaku yang amat berbahaya. Kalau itu sampai dicontoh oleh banyak orang, mereka tidak akan punya pegangan apa-apa lagi. (Dikutip dari cerpen “Tempe”, karya Putu Wijaya)
Karakteristik ibu-ibu yang dimunculkan pada penggalan teks cerpen di atas adalah...
Jawaban =
Pembahasan =
Karakteristik ibu-ibu yang dimunculkan pada penggalan teks cerpen di atas adalah marah jika kebiasaan yang dilakukan terhenti.
Soal 7
Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Keluarga saya tidak ada yang doyan tempe. Mendengar namanya saja kami sudah jijik. Apalagi kalau mengingat tempe dikaitkan dengan soal-soal kecerdasan dan mental dengan adanya istilah ‘mental tempe’. Jadi boleh dibilang saya satu keluarga benci kepada tempe.Tetapi ketika kami mendapat kunjungan seorang profesor dari Universitas Cornell di Amerika yang tinggal sebulan di rumah yang doyan pada tempe, kami terkejut. Juga ketika ada seorang profesor dari Kyoto University meminta kami untuk mengajarkan membuat tempe, sebab konon dia setiap tahun rindu ke Indonesia untuk makan tempe, kami mulai mengubah pikiran. Apalagi ketika kami kemudian berkenalan dengan ente, tetangga kami sendiri yang rupanya sudah bertahun-tahun jualan tempe. Dan begitu tempe ente kami makan, kami baru menyesal, ternyata selama ini kami sudah keblinger. Rupanya tempe adalah makanan yang bergizi tinggi. Paling sehat di antara berbagai macam makanan cepat yang diimpor dari luar negeri dengan harga mahal tetapi menumpuk kolestrol yang sudah membunuh banyak orang. Istimewa lagi, tempe yang ente bikin ini luar biasa enaknya. Kami sudah menjadi bagian dari tempe ente. Tak ada hari-hari kami tanpa tempe. (Dikutip dari cerpen “Tempe”, karya Putu Wijaya)
Kalimat yang tidak menunjukkan bahwa tempe adalah makanan bergizi pada penggalan teks cerpen di atas adalah...
Jawaban =
Pembahasan =
Kalimat yang tidak menunjukkan bahwa tempe adalah makanan bergizi adalah Keluarga saya tidak ada yang doyan tempe. Mendengar namanya saja kami sudah jijik.
Soal 8
Cermati penggalan teks berikut ini!
“Atau, kalau pun mereka kesal dan berhenti makan tempe, mereka, masyarakat penelan tempe itu bisa makan tahu. Sama-sama dibuat dari kedele, sama-sama mengandung nuansa pribumi. Sekadar untuk mengingatkan masyarakat juga bahwa segala seuatu itu tidak bisa langgeng, perubahan atau pergantian itu sebuah hukum alam yang tidak bisa ditolak,” kata tukang tempe yang hendak melakukan disersi itu, berfilasafat. (Dikutip dari cerpen “Tempe”, karya Putu Wijaya)
Kalimat yang tidak menyatakan bahwa segala sesuatu itu mengalami perubahan pada penggalan teks cerpen di atas adalah...
Jawaban =
Pembahasan =
Kalimat yang tidak menyatakan bahwa segala sesuatu itu mengalami perubahan pada penggalan teks cerpen di atas adalah sama-sama dibuat dari kedele, sama-sama mengandung nuansa pribumi.
Soal 9
Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Tukang tempe itu mendengarkan dengan sabar. Ia tak marah. Ia sudah siap dicaci-maki. Ia sudah tahu, niatnya untuk berhenti dagang tempe pasti akan membuat berang langganan. Tetapi keberangan adalah sesuatu yang sangat manusiawi pada setiap manusia yang diberikan perubahan. Ia siap menerima maki-makian itu, karena ia yakin, nanti semuanya akan reda sendiri. Dalam waktu yang singkat para langganan akan mendapatkan kenikmatan pada tempe produksi orang lain.
(Dikutip dari cerpen “Tempe”, karya Putu Wijaya)
Kalimat yang tidak menunjukkan karakteristik tokoh penjual tempe pada penggalan teks cerpen di atas adalah...
Jawaban =
Pembahasan =
Kalimat yang tidak menunjukkan karakteristik tokoh penjual tempe pada penggalan teks cerpen di atas adalah para langganan akan mendapatkan kenikmatan pada tempe produksi orang lain.
Soal 10
Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Istimewa lagi, tempe yang ente bikin ini luar biasa enaknya. Kami sudah menjadi bagian dari tempe ente. Tak ada hari-hari kami tanpa tempe. Tempelah yang sudah bikin kami tetap makan enak dan merubung meja makan beramai-ramai tiap malam. Nah dalam keadaan tergantung, kecanduan, dijajah tempe anda itu, kok anda memutuskan tiba-tiba berhenti. Itu namanya tidak bertanggung jawab. Tidak professional! Bahkan saya ingin bilang anda ini pengecut!” (Dikutip dari cerpen “Tempe”, karya Putu Wijaya)
Kalimat yang menunjukkan ketidakpuasan ibu-ibu kepada penjual tempe adalah....
Jawaban =
Pembahasan =
Kalimat yang menunjukkan ketidakpuasan ibu-ibu kepada penjual tempe adalah: Nah dalam keadaan tergantung, kecanduan, dijajah tempe anda itu, kok anda memutuskan tiba-tiba berhenti. Itu namanya tidak bertanggung jawab. Tidak professional!
0 Response to "Soal dan Jawaban Teks Cerita Pendek - Interpretasi isi teks cerpen"
Post a Comment