-->

Materi Teks Pantun - Langkah-langkah membuat abstraksi teks pantun




Tujuan


Siswa dapat menulis abstraksi suatu teks pantun dengan baik.


Pada pelajaran sebelumnya, kita telah mengetahui langkah-langkah menganalisis teks pantun. Baik menganalisis isi teks pantun maupun menganalisis bahasa teks pantun.
Abstrak merupakan ikhtisar atau inti dari sebuah teks. Mengabstraksi teks berarti kegiatan merumuskan kembali suatu teks menjadi teks baru yang lebih ringkas. Dalam sebuah teks pantun, abstraksi disusun berdasarkan kata-kata kunci atau gagasan utama yang ada pada larik-larik isi. Terkadang, kata-kata kunci ini bermakna konotatif (mempunyai makna tautan) dan sudah tidak lazim digunakan. Dengan demikian, ketika kita akan membuat suatu abstraksi teks pantun, perhatikanlah larik ketiga dan keempat dari pantun tersebut, karena di situlah letak isi pantun, yang biasanya mengungkapkan suatu perasaan tertentu.

Hanya penting untuk diperhatikan, langkah-langkah mengabstraksi pantun tidak selalu sama dengan merangkum begitu saja, seperti dalam bentukan teks lain. Dalam mengabstraksi pantun, kita bisa jadi menambah jumlah kata dalam bagian isi. Hal itu terjadi seperti halnya kita memparafrasekan puisi. Bagaimanapun, pantun adalah salah satu jenis puisi lama juga. Sehingga, hal itu berkenaan agar makna inti dalam bagian isi tersebut menjadi lebih bisa dipahami. Setelah kalimat parafrase diperoleh, baru kita meringkas lagi sesuai dengan makna inti yang muncul. Agar lebih paham, mari kita lakukan langkah-langkah pengabstraksian pantun seperti berikut:

Perhatikan!


Perhatikan pantun berikut!
Pisang emas bawa berlayar
Masak sebiji di atas peti
Utang emas dapat dibayar
Utang budi dibawa mati
Langkah-langkah mengabstraksi teks pantun adalah sebagai berikut.

1. Baca larik ketiga dan keempat
Bacalah larik ketiga dan keempat dalam pantun di atas secara mendalam. Larik-larik tersebut adalah bagian isi dalam pantun yang mengungkapkan maksud tertentu.
Tapi ingat, untuk memahami sebuah pantun yang baik, kita tidak langsung begitu saja membuang bagian sampiran. Baca dulu bagian sampiran agar kita lebih yakin dalam memahami pantun itu secara keseluruhan. Bagian sampiran pun terkadang berhubungan dengan untaian makna sebuah pantun.
Contoh:
(3) Utang emas dapat dibayar
(4) Utang budi dibawa mati
2. Inventarisasi kata-kata arkais/konotatif
Garis bawahi kata-kata kunci yang terdapat dalam larik ketiga dan keempat dari pantun tersebut. Kemudian, cari padanannya dengan bahasa yang lebih sederhana.
Pada langkah kedua ini, proses pemparafrasean dapat dilakukan. Parafrase itu semacam pengungkapan kembali konsep awal puisi ke dalam bahasa yang sama, namun tidak mengubah maknanya. Memparafrasekan puisi memungkinkan kita memberi penekanan yang agak berlainan dengan versi asli puisi tersebut.
Contoh:
(3) Utang emas dapat dibayar = Jika kita berhutang emas, tentu di kemudian hari bisa dibayar kembali = utang materi dibayar materi
(4) Utang budi dibawa mati = Tetapi, jika kita berhutang budi, sulit untuk membayarnya sehingga dapat dibawa samapi mati = utang budi tidak dibayar materi
3. Membuat reproduksi
Susunlah maksud dari isi pantun tersebut secara sistematis dalam bentuk kalimat baru yang lebih jelas dan ringkas.
Langkah terakhir ini adalah menyatukan hasil pengambilan makna dari parafrase. Di langkah kedua kita sudah menentukan dua kalimat bermakna inti dari larik ketiga dan keempat. Nah, di langkah terakhir ini barulah kita bisa meringkas dua kalimat itu menjadi satu kalimat saja.
Contoh:
Kalimat 1: utang materi dibayar materi
Kalimat 2: utang budi tidak dibayar materi
Hasil Abstraksi: “Utang budi tidak dapat dibayar dengan materi.”



Poin penting


• Pantun merupakan bentuk puisi asli Indonesia. Pada hakikatnya, pantun adalah peribahasa sindiran.

0 Response to "Materi Teks Pantun - Langkah-langkah membuat abstraksi teks pantun"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel