Materi Teks Cerita Pendek - Langkah-langkah membuat abstraksi teks cerita pendek
Teks Cerita Pendek
Langkah-langkah membuat abstraksi teks cerita pendek
Langkah-langkah membuat abstraksi teks cerita pendek
Berikut ini, merupakan materi Teks Cerita Pendek tentang Langkah-langkah membuat abstraksi teks cerita pendek. Untuk mempelajari hal ini tentu anda harus bersungguh-sunguh agar dapat
menguasai materi ini. Dan cara untuk menguasai materi ini adalah dengan belajar
yang rutin sehingga anda dapat benar-benar memahami isi dari materi tersebut.
Untuk itu sebagai
sebuah media pembelajaran untuk anda semua, mari kita bersama-sama menyimak
materi yang ada di bawah ini. Yang mana agar anda menjadi lebih bertambah
pintar, sehingga soal ulangan di sekolah bukan sesuatu yang menakutkan lagi.
Untuk itu mari kita simak materi tentang Langkah-langkah membuat abstraksi teks
cerita pendek.
Tujuan
Siswa dapat mengabstraksi teks cerita pendek, baik
secara lisan maupun tulisan.
Pada topik ini, kalian akan mempelajari pengertian
abtraksi cerita pendek dan langkah-langkah membuat abstraksi cerita pendek. Untuk
itu anda simak materi dibawah ini agar mudah mengerti.
Pengertian Abstraksi Teks Cerita Pendek
Abstraksi adalah ringkasan, intisari, atau garis
besar. Mengabstraksi teks cerpen adalah meringkas teks cerpen dengan menuliskan
garis besar teks tersebut dalam beberapa kalimat yang padu. Abtsraksi harus
memperhatikan bagian-bagian penting
dari suatu teks untuk disusun menjadi sebuah garis
besar yang lengkap.
Langkah-langkah Membuat Abstraksi
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk
mengabstraksi teks cerpen adalah sebagai berikut.
- Membaca dengan cermat teks cerpen yang akan diabstraksi
- Menyusun bagian-bagian penting berdasarkan struktur teks cerpen
- Menuliskan kembali bagian-bagian penting tersebut menjadi paragraf abstraksi yang padu
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Abstraksi Teks
Cerita Pendek
- Isi memuat bagian penting berdasarkan struktur teks cerpen, termasuk tokoh, konflik, dan alur cerpen.
- Bahasa yang digunakan harus singkat, jelas, dan padu;
- Struktur bahasa, ejaan, dan tanda baca harus diperhatikan.
Perhatikan Contoh Cerpen
Kubur
Tak banyak tahu, apa
kerjaan Mbah Tejo dan Mbah Marti di gubuk reotnya di pinggir Kalitambun, pekuburan
yang sudah jadi lahan pekerjaan Mbah Tejo puluhan tahun. Setahu orang-orang,
Mbah Marti begitu setia pada Mbah Tejo. Sehari-hari mencari pucuk singkong di
sekitar pekuburan, atau dedaunan apapun untuk makan si Mbah. Mbah Marti juga
tak pernah menolak jika ada orang yang datang untuk mengiriminya makanan,
sekadar buat sekali makan.
Hanya saja di pagi
itu, kedua Mbah itu tak tampak bergiat di sekeliling pekuburan. Tak ada yang
menyiangi tanah pekuburan, membersihkan nisan-nisan yang tertutup daun kamboja.
Mbah Marti tak tampak mencabuti daun singkong yang tumbuh lebat di atas
kuburan. Gubuk reotnya tampak sepi. Bohlam oranye 5 watt yang menggantung di
atas langit-langit tampak masih menyala.
“Mbah … Mbah …” seru
Warjiman, lelaki yang setiap pagi melewati Kalitambun untuk pergi ke ladangnya.
Dia adalah lelaki pertama yang menaruh curiga. Ada gelagat yang tidak biasa,
menurutnya.
Tak ada yang menyahut
dari balik gubuk. Warjiman mulai masuk ke pekarangan. Ditengoknya pinggiran
gubug. Warjiman memastikan, apakah Mbah Tejo dan Mbah Marti ada di sekitaran
Kalitambun. Pandangannya menyapu seluruh Kalitambun, tapi tak terlihat kedua
renta itu berada.
Warjiman mengetuk
pintu kayu yang hanya tinggal empat perlimanya.
Tok tok tok. “Mbah!”
seru Warjiman lantang. Bukannya tidak santun, tapi memanggil Mbah Tejo dan Mbah
Marti memang harus dengan suara keras. Tapi tak ada juga yang menyahut.
Warjiman sedikit
mendorong pintu kayu yang bawahnya sudah hampir habis digerogoti rayap.
Kepalanya melongok bagian dalam gubug.
“Astagfirullah!”
Warjiman kaget. Ia mendapati Mbah Tejo bersila menghadap seseorang yang
tertidur tertutup kain samping. Ia hanya melihat Mbah Tejo memunggunginya.
“Mbah ….” lirih
Warjiman. Tapi tak ada jawab.
Warjiman mencoba
masuk dan mendekati. Hingga akhirnya ia mendapati seseorang dengan tubuh
tertutupi kain samping terlentang di hadapan Mbah Tejo yang duduk bersila tanpa
gerak.
“Innaalillaahi,”
Warjiman tak bisa berkata-kata. Sambil berdiri dia hanya terkejut melihat Mbah
Tejo yang menghadapi jenazah istrinya sendiri.
Orang sekampung
berduyun-duyun mendatangi Mbah Tejo. Ada Pak Kuwu dan mantri. Tak ketinggalan
Pak Ustad yang selalu memimpin doa jika ada yang mati. Tapi semua saling
pandang. Siapa yang mau menggali kubur. Sedang penggali kubur di Kampung Busur
hanya Mbah Tejo yang kini tak bergeming sedari tadi di hadapan jenazah sang
pujaan hati.
Semua orang
berbondong-bondong membawa cangkul.. Semua orang mulai menggali. Satu orang
satu kali menggali. Hingga semua berbagi pahala. Mbah Tejo kemudian membopong
Mbah Marti. Dia tak mau yang lain ikut menggendong, apalagi diarak keranda
mayat.
Setelah satu liang
lahat selesai digali, dengan sigap Mbah Tejo menidurkan sang istri tepat
menghadap kiblat. Tak ada yang lainnya yang turun. Semua membiarkan Mbah Tejo
asyik menguburkan sang istri. Hingga selesai diazani, Pak Ustad meminta yang
menggali untuk kembali menutupi liang lahat dengan tanah. Setelah kuburan Mbah
Marti selesai diratakan dengan tanah, Mbah Tejo tak terlihat lagi. Semua orang
menengok kanan kiri. Semua menyapu pandangan ke penjuru Kalitambun.
Mbah Tejo pergi, Pak
Ustad pun tak tahu ke mana pergi si kakek tukang kubur itu. Mungkin saatnya, ia
mencari tukang kubur baru di Kampung Busur.
(Reza Sukma Nugraha)
Mari Membuat Abstraksi!
Setelah kita membaca
teks cerita pendek yang berjudul “Kubur” karya Reza Sukma Nugraha, marilah
sekarang kita membuat abstraksi dari teks cerpen tersebut. Bagaimana caranya? Untuk
itu kita simak materi di bawah ini.
Berikut abstraksi teks cerpen “Kubur”:
Cerpen berjudul
“Kubur” bercerita mengenai seorang tukang kubur bernama Mbah Tejo. Sudah
berpuluh-puluh tahun Mbah Tejo menjadi tukang kubur di pemakaman Kalitambun,
Kampung Busur. Ia hidup ditemani istrinya, Mbah Marti, di sebuah gubuk di
pinggir Kalitambun. Setiap hari, Mbah Marti mencari daun singkong untuk makan
sehari-hari.
Suatu waktu, Mbah
Marti menemui takdirnya. Ia meninggal di gubuk tempat ia dan suaminya hidup.
Mbah Tejo tak kuasa menahan sedih hingga tak bergeming di hadapan jenazah
istrinya.
Warjiman, salah satu
penduduk, melihat Mbah Tejo tampak duduk bersila di hadapan jenazah istrinya
yang ditutupi kain samping. Saat itu dia memberitahu warga kampung lainnya.
Warga pun berusaha membantu penguburan jenazah Mbah Marti meskipun mereka
bingung karena tidak ada yang terbiasa menggali kuburan di kampung itu kecuali
Mbah Tejo. Akhirnya mereka pun berusaha membantu. Mbah Tejo seorang diri
menguburkan istrinya ke liang lahat. Setelah penguburan selesai, Mbah Tejo
menghilang dari pandangan semua warga Kampung Busur.
Poin Penting
- Abstraksi adalah ringkasan, intisari, atau garis
besar suatu teks. Mengabstraksi teks cerpen berarti membuat ringkasan
suatu teks cerpen berdasarkan bagian-bagian penting dalam cerpen tersebut;
- Abstraksi harus menjelaskan isi cerpen secara
keseluruhan termasuk struktur penting dalam cerpen tersebut.
Demikian,
pembahasan materi tentang langkah-langkah membuat abstraksi teks cerita pendek.. Semoga kamu dapat memahami materinya, dan berguna untuk
mengerjakan soal soal tentang cerita pendek.
mengerjakan soal soal tentang cerita pendek.
0 Response to "Materi Teks Cerita Pendek - Langkah-langkah membuat abstraksi teks cerita pendek"
Post a Comment